News Update :
Home » » Upacara Adat Mitoni Atau Tingkeban Ala Warga Desa Pabelan

Upacara Adat Mitoni Atau Tingkeban Ala Warga Desa Pabelan

Penulis : Unknown on Sabtu, 31 Mei 2014 | 01.43

Mitoni  atau Tingkeban dari arti kata TUJUH atau upacara tujuh-bulan'an seorang ibu yang sedang mengandung anak pertamanya (usia kandungan tujuh bulan / lebih dikit) Biasanya upacara mitoni atau tingkeban di adakan dirumah keluarga calon bapak (calon bapak si jabang bayi) Dan juga biasanya  memilih hari upacara pada hari RABU atau SABTU tanggal ganjil sebelum tanggal 15 bulan jawa  (jam 11.00 siang) Sebab kata kepercaya'an jawa jam 11.00 siang merupakan tanggal  waktu turun’nya bidadari dari langit untuk mandi disendang-sendang.  heuheu..

Upacara mitoni atau tingkeban adalah tradisi turun temurun  dari jaman kraton sampai jaman presiden (alias jaman sekarang) heuheu
Upacara mitoni atau tingkeban juga dilengkapi dengan ubo-rampe (perlengkapan upacara) yang serba tujuh.

Seperti :
1. Mandi air tujuh sumur
2. Jarik/Jarit tujuh corak batik beserta kemben
3. Bunga tujuh rupa
4. Tujuh orang wanita (ibu-ibu) yang memandikan (yang sudah sepuh atau sudah punya cucu)
5. Bancak'an dengan lauk tujuh jenis ikan air tawar
6. Rujak buah dengan tujuh macam buah
7. Dan lain-lain


Sebelum upacara dilaksanakan, dipersiapkan cengkir gading atau kelapa muda yang warnanya kuning gading sejumlah 2 biji. Dan digambari tokoh pewayangan : KAMA JAYA/RATIH, JANAKA/SEMBADRA, atau PANJI/KIRANA.


MANDI air tujuh sumur.
Disiapkan jembangan atau bak mandi yang di'isi air sampai penuh dan kemudian ditaburi kembang-kembang wangi yang warna-warni antara lain: mawar, melati, kenanga, dan seterusnya.

 foto diambil dari prosesi upacara mitoni atau tingkepan oleh warga desa pabelan

Sebelum calon bapak dan calon ibu dimandikan, Calon ibu yang di'tingkepi digosok dengan Mangir (lulur) tujuh warna, Terbuat dari tepung beras, mangir, daun pandhan wangi, daun kemuning, dan seterusnya.
Dan yang mandi'in para ibu-ibu (yang sudah sepuh atau sudah mempunyai cucu) jumlahnya tujuh orang.
Serba tujuh kan. heuheu...

 foto diambil dari prosesi upacara mitoni atau tingkepan oleh warga desa pabelan

Setelah mandi air tujuh sumur calon ibu di'dandani atau di'rias di'pakaikan jarik batik (pakaian ala jawa-solo) jariknya juga tujuh corak juga lho. heuheu...

Dandan pertama: di'lihat lihat gak pantas (dilepas), terus dandan ke'dua: di'lihat lihat juga masih ada yang kurang, para ibu-ibu tadi serentak ngomong "KURANG PANTES" dan seterusnya. Kemudian jarik dan kemben yang berjumlah tujuh tadi di'klumbruk'kan didepan calon ibu.

  foto diambil dari prosesi upacara mitoni atau tingkepan oleh warga desa pabelan

Selanjutnya dandan terakhir (dandan ke'delapan)
Dandan'nan itu disebut dandan'nan MIRUNGGAN artinya : jariknya corak batik TRUNTUM dan kemben DRINGIN tanpa kebaya, tanpa terhiasan (cundhuk kembang) Kemudian para ibu-ibu tadi serentak ngomong "WIS PATUT LAN WIS PANTES"

Selanjutnya diteruskan adat-adat jawa lain-nya (mbanting endhog atau mecah telur dan seterusnya)


Seterusnya dilanjutkan calon bapak mengambil satu dari dua cengkir gading yang di'gambari tokoh pewayangan tadi (tidak boleh memilih) dibawa kedepan rumah untuk dipecah (dibelah menjadi dua) sambil ber doa "Lanang arep, Wadhon yow arep, Waton slamet"

Dan para ibu ibu tadi menyiapkan BANCAK'AN yang serba tujuh, antara lain lauknya : lele, belut, wader, udang, dan seterusnya. Di tambah lagi RUJAK dengan buah tujuh macam buah, seperti : mangga, mentimun, dondong, nanas, dan seterusnya.
 

Demikian cerita tentang upacara adat mitoni atau tingkeban (upacara adat jawa) yang saya ketahui. Bila ada salah salah'nya saya minta ma'af yang sebesar-besar'nya. Dan bagi para pembaca yang lebih tahu tentang upacara adat mitoni atau tingkeban mohon saran dan pengetahuan'nya.

Penulis Oleh : WahYou Eka
Berbagi Artikel ini: :

Posting Komentar

 
Gemah Ripah | Loh Jinawi | Toto | Tentrem | Kerto Raharjo | Sukoharjo | MAKMUR
Terima Kasih Atas kunjungan'nya di. TEROPONG PABELAN . salam dari anak pabelan.
Desa Pabelan | Kecamatan Kartasura | Kabupaten Sukoharjo