SEWENGENAN BAYEN merupakan tradisi jawa kuno yang mengandung arti tinggi “rasa bersyukur kepada Sang Pencipta Alam”
Acara Lek-Lek’an SEWENGENAN BAYEN di adakan tiap satu hari setelah sang ibu melahirkan bayi’nya (pada malam sewengi) dan dihadiri bapak bapak atau mbah mbah warga sekitar/keluarga. Sebagai wujud rasa syukur oleh bapak/ibu bayi pada Sang Khaliq acara sewengenan bayen diawali dengan doa syukur yang dipimpin oleh sesepuh kampung itu.
Lek-Lek’an Sewengenan Bayen biasa’ne dimulai dari jam 22.00 wib sampai waktu yang tak terbatas, dan juga sebagai menu khas acara adalah JENANG LEMU SAMBEL GORENG LETHOK.
Tradisi atau budaya sewengenan bayen sekarang sudah mulai punah akibat kemajuan jaman sekarang ini, padahal tradisi ini merupakan tradisi yang bermakna tinggi dan juga sebagai bentuk kepedulian dalam kehidupan bermasyarakat, sebab pada acara sewengenan itu biasa’nya para sesepuh kampung dan keluarga (bapak/ibu bayi) berdiskusi untuk mengatur acara acara bayen selanjut’nya, seperti: acara aqiqoh dan lain-lain.
menu khas acara sewengenan bayen (Jenang Lemu)
para sesepuh kampung
warga kampung hadir dalam acara sewengenan bayen
warga kampung hadir dalam acara sewengenan bayen
Ditulis Oleh : WahYou Eka
Posting Komentar