News Update :
Home » » IKHLAS: Mengembangkan Ensiklopedi Pembegalan

IKHLAS: Mengembangkan Ensiklopedi Pembegalan

Penulis : Unknown on Selasa, 25 Agustus 2015 | 14.02

Ensiklopedi Pembegalan: Mungkin bagi orang awam istilah ensiklopedi belum begitu akrab ditelinga kita, apa maksud dan arti dari istilah ensiklopedi tersebut ??

Okey.. ensiklopedi atau ensiklopedia kata mbah google istilah itu mengandung arti/makna dari lingkaran pengajaran dalam arti kata lain yaitu ajaran, melihat judul diatas "mengembangkan ensiklopedi pembegalan" berarti memberikan ke'ilmuan secara luas atau men'sosialisasikan ajaran tersebut tentu'nya sesuai dengan judul diatas adalah ajaran "pembegalan"
"Pembegalan" disini bukan ber'arti negatif atau tindak kriminal tetapi pembegalan disini adalah langkah/aksi begal pimpinan yang bertujuan untuk mengingatkan kepada para pemangku dalam menjalankan tugas'nya yang kurang aspiratif serta sak karepe dewe menurut kepentingan politik'nya ketika aksi bicara (diskusi) sedang lalai. 

Seperti dikutip sahabat saya IKHLAS KURNIA mahasiswa di univ swasta yang ada di desa pabelan. Ia menyoroti ada'nya ketimpangan atau kebijak'an di lingkungan kampus'nya yang mungkin sangat merugikan bagi mahasiswa univ tersebut. Admin mewakili lingkungan (univ) juga merasa ingin memahami permasalahan permasalahan di univ tersebut sebab secara kebetulan univ tersebut berdiri di desa kami dan tak bisa dipungkiri univ tersebut merupakan bagian dari desa kami dalam memberikan pembelajaran ke'ilmuan pada semua anak bangsa.

Berikut Kutipan'nya :

Mengembangkan Ensiklopedi Pembegalan
Oleh : Al Ikhlas Kurnia Salam
Tadi siang saya ngobrol di sosmed dengan seorang kawan. Katanya, dia sedang puisng ngurusi masalah kuliah. Perubahan kurikulum membuat dia marah. Mata kuliah banyak yang dirubah. Hasilnya, jumlah SKS yang sudah dia tempuh jadi berkurang. Dia akan semakin lama lulusnya. Dan mungkin, akan menunda kawin-nya.. haha..

Aku belum sempat berpikir jerih soal masalah kurikulum baru ini. Aku masih perlu banyak data dan kajian lagi. Setahuku, masalah kurikulum dari dulu adalah masalah-masalah yang besangkut paut dengan politik dan kepentingan. Aku mempelajari masalah kurikulum dan kaitanya dengan kepentingan dari buku-buku Eko Prasetyo, Paolo Freire, Ivan Illich, Beni Setia, Krisnamurti, Roem Tupatimasang dan beberapa tokoh lain. Aku membaca buku-buku itu sejak duduk di semester 3.
Mengapa? Jelas, sebabnya menyangkut masalah akademik. Aku adalah mahasiswa fakultas pendidikan. Aku harus tahu hal-hal yang bersangkutan tentang pendidikan. Termasuk juga kurikulum.

Aku tidak akan membahan kurikulum baru lebih lanjur. Sebab, bahasanya akan normative. Akan membosankan, karena yang dirujuk itu-itu juga dan begitu-begitu saja. Dari kurikulum itu kepentingan mentri. Kurikulum adalah hiden agenda. Sampai kurikulum kepanjangan tangan kepentingan Negara.
Yang mau aku katakana sekarang bukanlah soal wacana. Yang mau aku katakana hari ini adalah aksi. Sebab, kata aidit, semua ada waktunya. Ada waktunya kita berwacana. Ada waktunya kita beraksi. Dan saat ini adalah waktu yang tepat untuk berkasi.

Dalam format apa? Dalam format pembegalan. Lho kok bisa? 
Pembegalan atau tindakan anarkis merupakan stategi lama yang banyak digunakan tokoh-tokoh untuk mengatasi macetnya situasi. Kaum Jacobin di perancis semasa revolusi, membegal para pemimpinya. Kaum fasis di jerman paska kalah perang dunia pertama pun melakukan hal sama. Dan dalam konteks keindonesiaan, para pemuda Indonesia pun berhasil membegal pemimpinya. Peristiwa rengasdengklok, atau di dalam sejarah disebut peristiwa penculikan sukarno hata, menurut saya adalah peristiwa pembegalan. Bedanya, bukan harta dan kendaraan yang di begal oleh pemuda. Yang dibegal oleh pemuda adalah sifat pengecut dan hati-hati para pemimpin. Para pemuda dengan membegal soekarno-hatta di rengasdengklok telah berhasil membuat soekarno hatta jadi berani. Dan terjadilah peristiwa itu: proklamasi kemerdekaan RI.

Pertanyaanya, jika diskusi rasional sudah macet, jika aksi massa sudah tidak berguna, beranikah saudara-saudara melakukan aksi pembegalan? Soe Hok Gie pernah membayangkan mengunci seorang dosen kampus UI di toilet. Penguncian ini tentu dibumbui dengan adegan-adegan pembegalan. Ada adegan pembawaan paksa, ada adegan penutupan muka dengan sarung dan terakhir adegan penguncian paksa di toilet. Saudara-saudara bisa baca sendiri dan mengimajinasikan sendiri adegan itu di buku zaman peralihan. Dan Gie, mengatakan peristiwa itu adalah suatu kewajaran. Suatu pernyataan sikap yang menunjukan keberanian. Targetnya adalah menunjukan bahwa tidak boleh main-main dengan mahasiswa.

Mungkin, itupun bisa kita lakukan pada dosen-dosen kurang ajar atau pimpinan universitas yang seenaknya mengganti kurikulum. Lebih jauh, para mentru pun bisa kita coba. Kita tinggal mencari karung dan membuat strategi. Tentukan saja waktunya dan siapa saja yang jadi targetnya. Setelah itu kita beraksi.
Jika memang kurikulum tidak berubah, minimal, para petinggi kampus, para mentri dan pemimpin negeri sudah tahu berhadapan dengan siapa. Dan mereka akan berhitung lebih keras dalam buat kebijakan. Sebab main-main dengan kita, adalah malapetaka. Ada pembegalan yang bisa kita lakukan jika mereka tetap bersikeras dengan pendirianya. 

(tidak usah dilakukan, tapi bayangkan saja. Ini hanya aksi bayangan saja. Jadi aksi di dalam kepala kita saudara. Bukan di kenyataan. Haha. Aku juga tidak seberani gie)
Berbagi Artikel ini: :

Posting Komentar

 
Gemah Ripah | Loh Jinawi | Toto | Tentrem | Kerto Raharjo | Sukoharjo | MAKMUR
Terima Kasih Atas kunjungan'nya di. TEROPONG PABELAN . salam dari anak pabelan.
Desa Pabelan | Kecamatan Kartasura | Kabupaten Sukoharjo